lagu dolanan jawa

Selasa, 03 Desember 2013



Lagu Dolanan Jawa
Lagu dolanan 1
SOYANG
Soyang-soyang
Ponja ponji dul semarang
Ya ya bu, ya ya pak
Putra ningsun adipati kula nuwun
Dhuk cenger-dhuk cenger anak kula badhe ngenger 2x
Sunti kencur-sunti kencur anak siji dadi batur
Sunti jahe-sunti jahe anak siji dadi gawe
Analisis
*      Soyang artinya sayang atau ungkapan sayang ibu kepada seorang anaknya
*      Ponja=panji dul Semarang merupakan penyebut nama tempat yang berada di kidul Semarang.
*      Ya ya bu, ya ya pak merupakan ungkapan keluhan atau sambat seseorang terhadap masalah yang dialami
*      Putra ningsun adipati kula nuwun syair ini dimaksudkan adalah adanya permintaan pertolongan seseorang kepada orang yang memiliki drajat yang lebih tinggi atau orang yang berada
*      Dhuk cenger-dhuk cenger merupakan ungkapan anak yang baru saja lahir
*      Anak kula badhe ngenger. Kata ngenger diartikan sebagai mengabdikan atau diasuh kepada orang lain
*      Sunti kencur diibaratkan seperti anak kecil yang baru saja lahir
*      Anak siji dadi batur merupakan anak satu-satunya yang baru saja lahir yang akan menjadi teman untuk ibunya yang sudah tidak punya suami
*      Sunti jahe disini diibaratkan sebagai anak yang sudah besar
*      Anak siji dadi gawe gawe artinya adalah anak satu-satunya yang dimana sudah beranjak besar atau dewasa menjadi tulang punggung keluarganya, walaupun dulu waktu masih kecil diasuh oleh orang lain yang ketika sudah besar ingin diambil oleh orang tua kandungannya..
Maksud atau inti dari lagu dolanan tersebut
Soyang adalah lagu dimana seorang janda yang miskin yang tidak bisa mengasuh atau menghidupi anaknya. Akhirnya ketika anaknya sudah lahir anaknya diasuh oleh orang lain. Padahal anaknya itu merupakan anak satu-satunya yang seharusnya menjadi teman untuk ibunya, namun keadaan masyarakat jawa dulu masih sangat terbatas atau miskin menyebabkan seorang ibu rela anaknya diasuh oleh orang lain supaya anaknya bisa hidup layak. Namun ketika anaknya sudah besar ibu kandungnya ingin meminta anaknya kembali tetapi ibu angkatnya tidak mau karena sudah diasuh dari kecil sampai besar.
Di zaman sekarangpun masih banyak seorang ibu yang melakukan hal seperti itu untuk kehidupan yang layak untuk anaknya supaya tidak seperti ibunya. Kehidupan yang kejam membuat seorang ibu rela melakukan hal apa saja untuk kebahafiaan anaknya.
Lagu dolanan ini sudah tidak lagi dimainkan oleh anak-anak di zaman sekarang, karena sudah banyak permainan elektronik yang dianggap lebih menarik dan modern dibandingkan permainan tradisional yang dianggap sudah tidak zamannya lagi.
Lagu dolanan ini selain menarik untuk dimainkan namun juga ada nilai-nilai positif yang terkandung di dalam lagu tersebut yaitu menggambarkan perjuangan seorang ibu untuk kebahagiaan anaknya yang sampai-sampai –merelakan anaknya untuk diasuh oleh orang lain
Lagu dolanan 2
ANA TAMU
E e e e ana tamu ,
Mangga-mangga lenggah rumiyin,
Bapak nembe siram, ibu tindak peken,
Mangga-mangga lenggah ngriki
Analisis
*      E e e e ana tamu berarti ada tamu yang datang kerumah
*      Mangga-mangga lenggah rumiyin merupakan perintah seorang tuan rumah yang memprtsilahkan tamunya untuk duduk dulu
*      Bapak nembe siram, ibu tindak pasar disini dimaksudkan tamu tersebut ingin bertemu dengan orang tua si anak yang telah memprsilahkan tamu tersebut untuk duduk terlebih dahulu, karena bapaknya baru saja mandi dan ibunya baru saja pergi ke pasar
*      Mangga-mangga lenggah ngriki merupakan ungkapan unggah-ungguh
Maksud atau inti lagu dolanan tersebut
Lagu dolanan tersebut sangatlah baik untuk anak-anak karena lagu tersebut mengajarkan anak-anak tentang unggah-ungguh dalam menerima tamu dan juga untuk mengajarkan anak-anak berbahasa jawa yang sopan kepada tamu atau kepada siapa saja yang lebih tua.
Di zaman sekarang banyak anak-anak yang tidak tahu unggah-ungguh dalam bertamu, hal ini dikarenakan anak-anak sudah terhipnotis oleh media olektronik dan juga kurang mendapatkan pendidikan atau nasehat dari orang tuanya tentang unggah-ungguh bertamu.
Lagu dolanan ini sangat baik untuk anak-anak karena lagu ini mengandung nilai-nilai pendidikan yaitu tentang unggah-ungguh dalam bertamu
Lagu dolanan 3
Buta Galak
Buta galak solahmu lunjak-lunjak sarwi jingkrak-jingkrak
Nyandhak kunco nuli tanjak bali ngadhek
Maneh rupamu ting celoneh
Iki buron remeh tak run
Lha wong kowe kowe sing mara-marai 2x
Gawemu sok ngana
Hihi aku wedi ayo adi padha bali
Galo kae 2x mripate plerak-plerok
Kulite hambengkerok
Sarwi jingkrak-jingkrak nyandak kunco nuli tanjak
Analisis
*      Buta galak solahmu lunjak-lunjak sarwi jingkrak-jingkrak menggambarkan tentang sesosok buta atau raksasa yang jahat dan tindak lakunya yang lunjak-lunjak
*      Nyandhak kunco nuli tanjak bali ngadhek buta selalu mengambil anak terus dikembalikan lagi
*      Maneh rupamu ting celoneh buta juga mempunyai wajah yang jelek
*      Iki buron remeh tak runahgoh buron kang aneh syair ini diibaratkan buto menjadi buron atau dicari oleh warga masyarakat jawa karena buta sering membawa anak-anak kecil
*      Lha wong kowe kowe sing mara-marai 2x karena buta yang sering melakukannya sendiri
*      Gawemu sok ngana tindakan buto memang selalu begitu
*      Hihi aku wedi ayo adi padha bali syair ini menggambarkan kalau anak-anak takut dengan buta dan mengajak teman yang lain untuk pulang kerumah
*      Galo kae 2x mripate plerak-plerok mata buto juga sering mlerak-mlerok
*      Kulite hambengkerok selain mempunyai wajah yang jelek, tindakan yang jahat buta juga mempunyai kulit yang kotor dan jelek
*      Sarwi jingkrak-jingkrak nyandak kunco nuli tanjak artinya buto selalu jingkrak-jingkrak sambil membawa anak kecil
Maksud dari lagu dolanan ini adalah
Menggambarkan sesosok buta atau raksasa yang dimana dalam masyarakat jawa masih mempercayai hal-hal ghaib yaitu salah satunya adalah buta. Di dalam lagu dolanan ini menggambarkan bahwa buto itu sosok yang jahat sukanya mengganggu orang-orang terutama anak kecil. Di dalam tradisi jawa atau kebudayaan jawa buto selalu diidentikan dengan mengambil anak kecil yang bermain diwaktu petang. Dolanan ini juga mengajarkan kepada anak-anak jangan meniru kelakuan buta yang jahat.
Di dalam cerita orang jawa buto selalu dikaitkan dengan dengan selalu mengambil anak-anak kecil yang sedang bermain di luar pada waktu petang. Ketika anak-anak kecil bermain ketika waktu petang orang tua selalu bilang “aja dolanan surup-surup mendhak dijipuk buto”.
Hal itu tidak sepenuhnya benar melainkan untuk sebuah himbauan kepada anak-anak kalau bermain diwaktu petang atau surup-surup itu tidak baik. Di dalam lagu dolanan ini juga bisa diambil nilai positifnya yaitu jangan meniru tingkah laku buto yang jahat yang suka menakut-nakuti atau menjaili orang lain
Lagu dolanan 4
LEDHUBG-LEDHUNG
Ledhung-ledhung adhiku sing bagus dhewe
Atak ledhung-ledhung tak puji dang gelis gedhe
Atak ledhung-ledhung dhasar bagus
Wimbah pinter nyambut gawe
Atak ledhung-ledhung
Analisis
*      Ledhung-ledhung adhiku sing bagus dhewe menggambarkan seoarang kakak yang sedang menimang-nimang adiknya yang sedaang menangis atau ketika ingin menidurkan adiknya
*      Atak ledhung-ledhung tak puji dang gelis gedhe ledhung itu mempunyai arti kelihatan subur. Anak kecil diibaratkan sebuah tanah yang subur jika ditanami dengan kebaikan akan menghasilkan kebaikan juga begitupun sebaliknya, jadi ketika seorang kakak atau ibu menimang-nimang anak kecil selalu menggunakan kata-kata yang bagus atau pujian yang digunakan sebagai doa.
*      Atak ledhung-ledhung dhasar bagus kakak yang sedang menimang-nimang adiknya yang bagus
*      Wimbah pinter nyambut gawe biar mendapatkan kepinteran dalam hal pendidikan dan juga dalam bekerja
*      Atak ledhung-ledhung syair ini
Maksud atau inti
Lagu dolanan ini tidak hanya dinyanyikan oleh seorang kakak untuk adiknya tetapi juga sering dinyanyikan oleh seorang ibu untuk anaknya yang masih kecil dengan menggunakan kata-kata yang bagus atau pujian supaya anaknya bisa menjadi apa yang diharapkan oleh orang tuanya.
Di zaman sekarang lagu dolanan ini masih dinyanyikan oleh ibu-ibu untuk anaknya ketika anaknya menangis. Lagu dolanan ini masih eksis di zaman sekarang khusunya pada budaya jawa karena lagu dolanan ini bisa dikreasikan sesuka hati orang yang sedang menyanyikan lagu ini.
Lagu dolanan ini juga menggammbarkan kasih sayang seorang ibu atau kaka kepada anak atau adiknya yang menjadi sebuah harapan untuk keluarganya kelak. Menjadi anak yang pintar dalam pendidikannya juga pintar dalam bekerja.

0 komentar:

Posting Komentar